Jenis-Jenis Pakan Alami Udang Hias
FOTO : Udang Hias dalam media pakan
sumber : Petpintar.com
CURIKAMU.COM – Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi semua makhluk hidup, begitu pula dengan udang. Pakan terkait dengan nutrisi yang dapat mempercepat pertumbuhan udang serta digunakan pula pada proses pemijahan untuk menghasilkan anakan yang berkualitas. Dikutip dari buku Bisnis Budidaya Udang Hias di Rumah Sendiri, layaknya makhluk hidup lain, udang pun membutuhkan asupan nutrisi yang tepat dan cukup bagi pertumbuhannya. Pakan yang baik harus disesuaikan kualitas dan kuantitasnya karena pakan dapat berakibat buruk bagi udang jika kuantitasnya melebihi jumlah yang telah ditetapkan.
Pakan dapat merusak ekosistem dalam sebuah perairan jika telalu berlebih.
Pakan akan menjadi amonia jika tidak dimakan oleh udang dan menyebabkan kondisi perairan tidak lagi stabil, sehingga dapat menyebabkan kematian massal pada udang. Pengaruh pakan terhadap kualitas air sangat signifikan. Contohnya, pemberian pakan buatan yang dapat berubah menjadi nitrit jika berlebih dan nitrit ini yang dapat menjadi racun bagi udang di suatu perairan tersebut.
Disisi lain, kekurangan pakan dapat menyebabkan udang menjadi kelaparan sehingga daya tahan tubuhnya menurun dan menggangu proses pertumbuhannya. Berdasarkan ulasan buku Bisnis Budidaya Udang Hias di Rumah Sendiri, daya tahan tubuh yang menurun dapat menyebabkan udang gampang terkena penyakit sehingga lama kelamaan udang akan mati. Kematian massal akan berakibat sangat buruk pada sebuah ekosistem. Dampak kematian massal ini juga akan menjadi kerugian dalam usaha udang hias. Oleh karena itu, pemberian jumlah pakan yang tepat dalam kualitas dan kuantitas harus diperhatikan.
Pakan yang terbaik adalah pakan alami. Pakan alami ini berasal dari beberapa jenis mikroorganisme dan organisme yang ukurannya lebih kecil dari udang hias. Mengutip dari buku Bisnis Budidaya Udang Hias di Rumah Sendiri, pakan alami udang biasanya berupa jasad renik, lumut atau algae, dan beberapa hewan invertebrata lain.
Asupan nutrisi dan ketepatan kuantitas dan kualitas pakan sangat berbeda di alam. Contohnya untuk larva, biasanya mereka lebih memilih pakan dari jasad renik dan alga yang banyak mengandung protein, sedangkan untuk indukan mereka cenderung mencari cacing sutra untuk asupan lemak yang memadai di samping kandungan protein yang cukup tinggi pada cacing tersebut. Selain itu, untuk juvenil dan indukan juga biasanya mencari makanan berupa lumut atau algae yang tersedia di sebagian besar habitat mereka. Adapun pakan alami dari udang ini antara lain.
Artikel Terkait :
1
Moss
Moss sebenarnya adalah lumut atau algae yang lebih menyerupai daun yang rimbun jika menempel pada substrat seperti kayu, batu, dan sebagainya. Beberapa jenis moss juga sebenarnya adalah tumbuhan darat yang tumbuh di lingkungan lembap dengan curah hujan yang tinggi dan asupan sinar matahari yang cukup. Moss banyak jenisnya seperti java moss, christmas moss, peacock moss, dan masih banyak lagi. Udang hias yang mungil ini sangat senang berada pada moss karena berfungsi sebagai tempat feeding ground.
2
Tanaman Air
Selain moss, pakan lainnya yaitu tanaman air seperti kabomba, Hydrilla sp., eceng gondok, dan sebagainya. Tanaman-tanaman ini mampu memberikan oksigen yang tinggi di perairan sehingga selain sebagai untuk pakan dan feeding ground juga sebagai penyuplai oksigen yang tinggi pada perairan tersebut. Pada tanaman eceng gondok biasanya udang sering berkumpul di akarnya. Mereka memakan beberapa jasad renik yang berada pada akar tanaman tersebut.
Buku Terkait :
3
Artemia
Artemia merupakan telur dorman yang dihidupkan kembali. Habitat asli artemia adalah di laut. Nutrisi protein yang tinggi pada artemia yaitu sekitar 40–60% menjadikan pakan alami ini sebagai penguat warna merah pada udang. Sebelum diberikan pada udang, artemia harus dikulturkan terlebih dahulu. Cara mengkulturkannya yaitu dengan menyiapkan air laut pada ember kemudian diberikan aerasi dan cahaya. Setelah tempat tersebut siap maka artemia dimasukkan dan didiamkan selama 1 hari. Setelah 1 hari maka artemia akan hidup dan siap digunakan untuk pakan udang.
4
Daphnia
Daphnia atau dikenal dengan nama kutu air adalah salah satu hewan yang sering ditemui di perairan pada pagi hari. Mereka mampu hidup dalam kondisi perairan dengan kandungan oksigen yang rendah. Habitat mereka yaitu di beberapa perairan seperti danau, sungai, sawah, dan sebagainya. Siklus hidup daphnia kurang lebih 30 hari dan setiap 2 hari sekali mereka berkembang biak. Sama halnya dengan artemia, daphnia juga perlu dikulturkan. Kultur daphnia ini digunakan untuk mengefisienkan biaya pakan, tetapi kultur daphnia membutuhkan lahan yang banyak karena ada proses pemupukan.
Artikel Terkait :
Artikel Terkait :
5
Cacing Sutra
Cacing sutra adalah cacing yang hidup di selokan atau sungai. Cacing ini hidup pada perairan yang memiliki substrat tanah berlumpur sebagai makanannya. Cacing sutra merupakan cacing yang memiliki kandungan protein yang cukup baik. Selain itu, cacing ini pun mempunyai kandungan lemak yang cukup untuk masa pertumbuhan juvenil dan indukan.
6
Bloodworm
Cacing lain yang sering digunakan adalah bloodworm. Bloodworm ini merupakan larva serangga yang berwarna merah, larva ini juga biasanya hidup bersama dengan cacing sutra di habitat sungai dan selokan. Di pasaran bloodworm ditemukan dalam keadaan beku. Harga satu packnya mencapai Rp15.000.
Referensi
Pratama G. & Suwandi R. 2013. Bisnis Budidaya Udang Hias di Rumah Sendiri. IPB Press. Bogor
Bagikan artikel
Baca Artikel Lainnya :
Apa itu Kultur Jaringan?
Baca Artikel Lainnya :
Baca Artikel Lainnya :
Baca Artikel Lainnya :
Baca Artikel Lainnya :
Baca Artikel Lainnya :