Apa itu Kultur Jaringan?

FOTO : Tanaman hasil kultur jaringan di dalam botol.

sumber : Dispertan Kab. Cilacap

CURIKAMU.COM – Selama ini kita sering mendengar istilah “kultur jaringan”, tetapi tak sedikit pula masyarakat awam yang belum mengenalnya. Mungkin termasuk Anda?

Mengutip dalam buku Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga, kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budi daya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Maka, kultur jaringan artinya suatu teknik membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang lengkap dan mempunyai sifat seperti induknya.

Namun dalam praktiknya, tak hanya jaringan yang dapat dibudidayakan melalui teknik ini, tetapi kita juga dapat menggunakan protoplasma, sel, ataupun organ. Sehinga dapat kita simpulkan, kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasikan bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan, dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik. Sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan berregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.

Mengutip dalam buku Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga, prinsip dasar kultur jaringan bersandar pada teori sel dari Schwan dan Schleiden pada tahun 1834. Teori sel atau yang lebih dikenal dengan teori totipotensi menyatakan bahwa setiap sel tanaman hidup mempunyai informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh jika kondisinya sesuai. Sel-sel tersebut merupakan kesatuan biologis terkecil yang mempunyai kemampuan untuk mengadakan berbagai aktivitas hidup seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan berregenerasi.

Orang pertama yang membuktikan teori totipotensi sel adalah Haberlant pada tahun 1902. Penelitian ini didasari oleh teori sel dan pemikiran bahwa setiap sel tumbuhan di dalam medium dan lingkungan yang cocok pada hakikatnya mampu mengadakan regenerasi membentuk organ yang sama atau membentuk organisme serupa.

Berdasarkan buku ini, faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel pada metode kultur jaringan di antaranya yaitu sumber eksplan (bagian tanaman yang akan dikulturkan), media, hormon, zat pengatur tumbuh (ZPT), dan lingkungan fisik kultur jaringan.

Berdasarkan buku ini, tujuan pokok dari perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah memproduksi tanaman dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat, terutama untuk varietas-varietas unggul yang baru dihasilkan. Banyak metode dalam teknik kultur jaringan yang dapat kita lakukan. Selain untuk tujuan pokok yaitu perbanyakan dalam jumlah besar dan cepat, juga metode-metode untuk tujuan pemuliaan tanaman serta menghasilkan jenis tanaman baru yang kita inginkan.

Referensi

Sandra, Edhi. 2013. Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga. IPB Press. Bogor

Bagikan artikel

Scroll to Top