Memahami Siklus Hidup Udang
FOTO : Udang Windu
sumber : umkmkreatif
CURIKAMU.COM – Siklus hidup pada udang secara umum sama dari fase telur, larva hingga dewasa pasti melalui proses molting. Molting adalah proses pergantian cangkang pada udang (crustacea) yang terjadi ketika ukuran daging udang bertambah besar sementara cangkang tidak bertambah besar karena cangkang (eksoskeleton) bersifat kaku, sehingga untuk menyesuaikan keadaan ini udang akan melepaskan cangkang lama dan membentuk cangkang kembali dengan bantuan kalsium.
Dikutip dari buku Bisnis Budidaya Udang Hias Air Tawar di Rumah Sendiri, semakin baik pertumbuhannya, semakin sering udang berganti cangkang. Inilah yang kemudian dikenal sebagai pertumbuhan.
Pertumbuhan adalah perubahan bentuk dan ukuran, baik panjang, bobot atau volume yang secara fisik diekspresikan dengan perubahan jumlah atau ukuran sel penyusun jaringan tubuh dalam jangka waktu tertentu. Menurut buku ini, secara morfologi, pertumbuhan diwujudkan dalam perubahan bentuk (metamorfosis). Pertumbuhan larva dan juvenil udang merupakan perpaduan antara proses perubahan struktur melalui metamorfosis dan ganti kulit (molting) serta peningkatan berat tubuh sebagai proses pertumbuhan dari pakan menjadi berat tubuh udang.
Berdasarkan buku tersebut, pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal meliputi sifat genetik dan kondisi fisiologis serta faktor eksternal yakni berkaitan dengan lingkungan yang menjadi media pemeliharaan. Faktor-faktor eksternal tersebut di antaranya komposisi kimia air, substrat dasar, temperatur air, dan ketersediaan pakan. Lama periode perkembangan larva udang ditentukan oleh waktu ganti kulit yang disebut juga periode intermolt. Semakin singkat periode intermolt, maka perkembangan larva cenderung semakin cepat.
Pada setiap ganti kulit, pertumbuhan terjadi cepat pada periode waktu yang pendek. Sebelum cangkang yang baru menjadi keras cangkang yang lama melunak dan secara otomatis melepaskan diri dari daging. Penjelasan secara sederhana mengenai ganti kulit pada udang adalah sebagai berikut.
1
Mobilisasi dan akumulasi cadangan material metabolik, seperti Ca, P, dan bahan organik ke dalam hepatopankreas (kelenjar pencernaan) selama akhir periode ganti kulit (intermolt akhir).
2
Pembentukan kulit baru diiringi dengan penyerapan material organik dan anorganik dari kulit lama selama periode persiapan (awal) ganti kulit (premolt).
3
Pelepasan kulit lama pada saat ganti kulit dan diikuti dengan penyerapan air dari media eksternal dalam jumlah besar (molt).
4
Pembentukan dan pengerasan kulit baru dari cadangan material organik dan anorganik yang berasal dari hemolimfa (darah) dan hepatopankreas (sebagian kecil berasal dari media eksternal) yang terjadi pada periode setelah ganti kulit (postmolt).
5
Pertumbuhan jaringan selama periode setelah ganti kulit dan awal ganti kulit, fase di mana udang akan mengalami homeostasis kalsium yakni proses yang bertujuan untuk menyeimbangkan kandungan ion kalsium tubuh dengan ion kalsium di perairan (intermolt awal).
Buku Terkait :
Berdasarkan kutipan buku ini, frekuensi pergantian cangkang akan selalu beriringan dengan pertambahan umur, pada larva terjadi setiap 10 hari sedangkan setelah dewasa terjadi 8–10 kali setahun, ketika sudah menjadi induk dan pernah memijah biasanya melakukan molting 4–5 kali setahun. Dalam satu siklus periode budi daya udang, proses molting sering terjadi dengan frekuensi molting berbeda antara udang ukuran kecil dan udang dewasa.
Pada udang ukuran kecil proses molting lebih sering terjadi dibandingkan dengan udang ukuran dewasa karena udang ukuran kecil merupakan fase pertumbuhan bagi udang. Melalui pengamatan visual, proses molting pada udang ukuran dewasa akan lebih mudah diamati dibandingkan dengan udang berukuran kecil.
Referensi
Pratama G. & Suwandi R. 2013. Bisnis Budidaya Udang Hias di Rumah Sendiri. IPB Press. Bogor
Bagikan artikel