Tahapan Pembenihan Gurami Media Galon

FOTO : Benih Ikan Gurami

sumber : Joss.co.id

CURIKAMU.COM  – Kegiatan pembenihan dengan menggunakan media galon terdiri dari beberapa kegiatan. Mengutip dari buku Bisnis di Rumah Sendiri, Pembenihan Gurami di dalam Galon bahwa tidak semua segmen dalam pemeliharaan ikan gurami dapat dilakukan dengan media galon, hal tersebut dikarenakan keterbatasan ruang untuk tumbuh kembang ikan gurami. Oleh karena itu, penggunaan media galon dalam pemeliharaan ikan gurami dilakukan pada penyimpanan telur dalam galon, penetasan telur, dan pendederan benih dari ukuran larva hingga ukuran gabah.

Mengutip dari buku Bisnis di Rumah Sendiri, Pembenihan Gurami di dalam Galon, tahapan pembenihan gurami dalam galon dimulai dengan penyimpanan telur dalam galon, penetasan telur hingga perawatan larva sampai pendederan seukuran gabah. Berdasarkan pengalaman peternak ikan gurami, tahap penetasan telur sampai seukuran gabah dengan menggunakan galon tingkat hidupnya (Survival Rate) dapat mencapai lebih dari 80%. Sementara itu, bila pembenihan tersebut dilakukan di kolam tradisional yang berlumpur tingkat hidupnya hanya berkisar dibawah 70%.

Berikut tahapan pembenihan ikan gurami dalam galon yang diulas dalam buku ini

1

Penyimpanan Telur dalam Galon

Telur yang akan ditetaskan dapat berasal dari kolam pemijahan milik sendiri, bisa juga berasal dari sumber lain atau membeli ke petani petelur. Jika berasal dari kolam pemijahan milik sendiri, langkah yang diperlukan setelah penyiapan galon dalam melakukan pembenihan adalah mengambil telur-telur tersebut dari sarangnya. Sarang yang boleh dipanen untuk diambil telurnya adalah sarang yang sudah tertutup penuh. Perlu diperhatikan ketika pengambilan telur dari sarangnya harus dilakukan secara hati-hati sebab biasanya induk gurami lebih galak saat menjaga sarangnya tersebut.

Setelah sarang diambil, kumpulan telur dalam sarang itu dikeluarkan. Dengan menggunakan saringan teh, bersihkan sarang dari kotoran dan minyak yang ada. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan di bak terbuka atau ember besar. Setelah bersih, kumpulan telur siap untuk dimasukkan ke dalam galon yang telah disiapkan.

2

Penetasan Telur

Penyimpanan telur dimulai ketika air dari dalam galon di adaptasikan dulu selama 15–30 menit dengan yang ada di tempat telor kemudian telor dihitung dan dimasukan ke dalam galon dengan centong nasi. Siapkan media galon yang bersih, yang telah dibersihkan dari penyakit dan telah terisi air bersih dengan menggunakan methylene blue atau radall. Selain itu, sediakan heater di bak filterisasi. Galon yang telah disiapkan sudah termasuk lubang pembersihan dari dasar air galon dengan dasar berbentuk kerucut dipasangi saringan air.

Kumpulkan telur yang mengapung dengan menggunakan serok kecil atau saringan teh. Bilas sampai bersih dengan cara menyemprotkan air. Masukkan telur yang telah bersih ke dalam galon yang telah berisi air 3/4 bagian galon. Teteskan dalam air antibakteri methylene blue atau redall lagi. Saat itu memasukkan telur ke dalam galon air, jangan lupa untuk menghitung jumlah telur. Jumlah maksimal telur yang dimasukkan ke dalam setiap galon adalah 1.000 telur. Pastikan kestabilan suhu air agar tetap hangat, pasang sebuah heater agar suhu mencapai sekitar 27– 30 C.

3

Perawatan Larva

Setelah 3 hari telur sudah mulai bergerak dengan ciri berputar-putar dan kemudian disusul dengan tumbuhnya ekor yang memungkinkan larva dapat berenang. Pada hari ketujuh, larva sudah berbentuk seperti ikan kecil dengan ditandai warna kuning di bagian perutnya. Bagian kuning ini berfungsi sebagai sumber makanan cadangan. Pada saat itu, larva tidak memerlukan makanan tambahan. Makanan cadangan tersebut akan habis pada hari keenaman atau kedelapan karena pada saat itu kondisi larva sangat lemah dan mudah sekali mati. Kondisi itu ditandai dengan hilangnya warna kuning pada bagian bawah atau perut larva. Untuk mencegahnya, siapkan makanan tambahan, sebelum makanan cadangan benih tersebut mulai habis, dengan memberikan pakan artemia.

Pada fase larva tingkat kematian atau mortalitas sangat tinggi. Banyak faktor yang menyebabkan tingkat mortalitas pada fase larva menjadi tinggi. Faktor penyebab berasal dari perkembangan biologis larva ikan itu sendiri, air dan lingkungan. 

4

Perawatan Benih

Tahap pembenihan dimulai dari ukuran gabah hingga ukuran kuku, dari ukuran gabah sampai ukuran jempol, atau dari ukuran gabah sampai seukuran silet. Setelah mencapai ukuran kuku, jempol, atau silet, benih siap dipindahkan ke kolam tanah (tradisional).

Idealnya, pembenihan diterapkan dalam kolam semen terlebih dahulu, setelah itu dipindahkan ke kolam tanah. Pasalnya, pada ukuran kuku atau jempol, benih sudah mempunyai daya tahan tubuh yang cukup terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Selain itu, bila kita dederkan dahulu di kolam semen, benih akan mengalami proses adaptasi terlebih dahulu sebelum ke kolam tanah.

Perawatan benih dalam galon juga harus memerhatikan faktor-faktor pentingnya. Selain itu kita juga harus mempunyai kiat tersendiri dalam memelihara benih gurami.

Referensi

Martawijaya & Samawi. 2013. Bisnis di Rumah Sendiri, Pembenihan Gurami di dalam Galon.  IPB Press. Bogor

Bagikan artikel

Baca Artikel Lainnya :

Apa itu Kultur Jaringan?

Baca Artikel Lainnya :

Pembenihan Ikan Gurami Media Galon

Baca Artikel Lainnya :

Peluang Bisnis Ikan Gurami

Baca Artikel Lainnya :

Mengenal Hewan Sugar Glider

Baca Artikel Lainnya :

Memahami Siklus Hidup Udang

Scroll to Top